Pada masa sekarang ini pelaku
pendidikan dituntut untuk tahu banyak (knowing much), berbuat banyak (doing
much), mencapai keunggulan (being exellence), menjalin hubungan dan
kerja sama dengan orang lain (being sociable), serta berusaha memegang
teguh nilai-nilai moral (being morally). Manusia “unggul, bermoral, dan pekerja keras” inilah yang menjadi tuntunan
dari masyarakat global.
Syarat
Sekolah Unggulan
Ada beberapa faktor yang harus
dicapai agar suatu sekolah bisa dikategorikan sekolah unggul:
1. Kepemimpinan Kepala Sekolah yang Profesional. Kepala Sekolah seharusnya memiliki kemampuan pemahaman dan pemahaman yang menonjol. Dari beberapa penelitian, tidak didapati sekolah yang maju namun dengan kepala sekolah yang bermutu rendah.
2. Guru-guru yang tangguh dan profesional
Guru merupakan ujung tombak kegiatan sekolah karena berhadapan langsung dengan siswa. Guru yang profesional mampu mewujudkan harapan-harapan orang tua dan kepala sekolah dalam kegiatan sehari-hari di dalam kelas.
3. Memiliki tujuan pencapaian filosofis yang jelas
Tujuan filosofis diwujudkan dalam bentuk Visi dan Misi seluruh kegiatan sekolah. Tidak hanya itu, visi dan misi dapat di cerna dan dilaksanakan secara bersama oleh setiap elemen sekolah.
4. Lingkungan yang kondusif untuk pembelajaran
Lingkungan yang kondusif bukanlah hanya ruang kelas dengan berbagai fasilitas mewah, lingkungan tersebut bisa berada di tengah sawah, di bawah pohon atau di dalam gerbong kereta api. Yang jelas lingkungan yang kondusif adalah yang lingkungan yang dapat memberikan dimensi pemahaman secara menyeluruh bagi siswa
5. Jaringan organisasi yang baik
Jelas, organisasi yang baik dan solid baik itu organisasi guru, orang tua akan menambah wawasan dan kemampuan tiap anggotanya untuk belajar dan terus berkembang. Serta perlu pula dialog antar organisasi tersebut, misalnya forum Orang Tua Murid dengan forum guru dalam menjelaskan harapan dari guru dan kenyataan yang dialami guru di kelas.
6. Kurikulum yang jelas
Permasalahan di Indonesia adalah kurikulum yang sentralistik dimana Diknas membuat kurikulum dan dilaksanakan secara nasional. Dengan hanya memuat 20% muatan lokal menjadikan potensi daerah dan kemampuan mengajar guru dan belajar siswa terpasung. Selain itu pola evaluasi yang juga sentralistik menjadikan daerah semakin tenggelam dalam kekayaan potensi dan budayanya.
7. Evaluasi belajar yang baik berdasarkan acuan patokan untuk mengetahui apakah tujuan pembelajaran dari kurikulum sudah tercapai
Bila kurikulum sudah tertata rapi dan jelas, akan dapat teridentivikasi dan dapat terukur targer pencapaian pembelajaran sehingga evaluasi belajar yang diadakan mampu mempetakan kemampuan siswa.
8. Partisipasi orang tua murid yang aktif dalam kegiatan sekolah.
Di sekolah unggulan dimanapun, selalu melibatkan orang tua dalam kegiatannya. Kontribusi yang paling minimal sekali adalah memberikan pengawasan secara sukarela kepada siswa pada saat istirahat. Pada proses yang intensif, orang tua dilibatkan dalam proses penyusunan kurikulum sekolah sehingga orang tua memiliki tanggung jawab yang sama di rumah dalam mendidik anak sesuai pada tujuan yang telah dirumuskan. Sehingga terjalin sinkronisasi antara pola pendidikan di sekolah dengan pola pendidikan di rumah.
1. Kepemimpinan Kepala Sekolah yang Profesional. Kepala Sekolah seharusnya memiliki kemampuan pemahaman dan pemahaman yang menonjol. Dari beberapa penelitian, tidak didapati sekolah yang maju namun dengan kepala sekolah yang bermutu rendah.
2. Guru-guru yang tangguh dan profesional
Guru merupakan ujung tombak kegiatan sekolah karena berhadapan langsung dengan siswa. Guru yang profesional mampu mewujudkan harapan-harapan orang tua dan kepala sekolah dalam kegiatan sehari-hari di dalam kelas.
3. Memiliki tujuan pencapaian filosofis yang jelas
Tujuan filosofis diwujudkan dalam bentuk Visi dan Misi seluruh kegiatan sekolah. Tidak hanya itu, visi dan misi dapat di cerna dan dilaksanakan secara bersama oleh setiap elemen sekolah.
4. Lingkungan yang kondusif untuk pembelajaran
Lingkungan yang kondusif bukanlah hanya ruang kelas dengan berbagai fasilitas mewah, lingkungan tersebut bisa berada di tengah sawah, di bawah pohon atau di dalam gerbong kereta api. Yang jelas lingkungan yang kondusif adalah yang lingkungan yang dapat memberikan dimensi pemahaman secara menyeluruh bagi siswa
5. Jaringan organisasi yang baik
Jelas, organisasi yang baik dan solid baik itu organisasi guru, orang tua akan menambah wawasan dan kemampuan tiap anggotanya untuk belajar dan terus berkembang. Serta perlu pula dialog antar organisasi tersebut, misalnya forum Orang Tua Murid dengan forum guru dalam menjelaskan harapan dari guru dan kenyataan yang dialami guru di kelas.
6. Kurikulum yang jelas
Permasalahan di Indonesia adalah kurikulum yang sentralistik dimana Diknas membuat kurikulum dan dilaksanakan secara nasional. Dengan hanya memuat 20% muatan lokal menjadikan potensi daerah dan kemampuan mengajar guru dan belajar siswa terpasung. Selain itu pola evaluasi yang juga sentralistik menjadikan daerah semakin tenggelam dalam kekayaan potensi dan budayanya.
7. Evaluasi belajar yang baik berdasarkan acuan patokan untuk mengetahui apakah tujuan pembelajaran dari kurikulum sudah tercapai
Bila kurikulum sudah tertata rapi dan jelas, akan dapat teridentivikasi dan dapat terukur targer pencapaian pembelajaran sehingga evaluasi belajar yang diadakan mampu mempetakan kemampuan siswa.
8. Partisipasi orang tua murid yang aktif dalam kegiatan sekolah.
Di sekolah unggulan dimanapun, selalu melibatkan orang tua dalam kegiatannya. Kontribusi yang paling minimal sekali adalah memberikan pengawasan secara sukarela kepada siswa pada saat istirahat. Pada proses yang intensif, orang tua dilibatkan dalam proses penyusunan kurikulum sekolah sehingga orang tua memiliki tanggung jawab yang sama di rumah dalam mendidik anak sesuai pada tujuan yang telah dirumuskan. Sehingga terjalin sinkronisasi antara pola pendidikan di sekolah dengan pola pendidikan di rumah.
Langkah strategis
Langkah
strategis untuk melakukan pengembangan sekolah unggulan memerlukan upaya sebagai berikut:
1. Membangun Mindset
Secara Kolektif
Dalam mengembangkan mutu sekolah unggulan
membutuhkan pandangan, cita-cita, imajinasi, nilai-nilai keyakinan yang kuat
dan kolektif. Mindset yang perlu dibangun pada sekolah unggulan adalah menanamkan keyakinan dan tekad bersama kepada seluruh
warga sekolah. Mereka digerakkan untuk memperjuangkan keunggulan institusi,
dengan cara mengimplementasikan visi, misi, tradisi, orientasi dan
mimpi-mimpinya ke depan selalu disosialisasikan oleh pimpinan di semua
tingkatan melalui berbagai bentuk publikasi, baik secara lisan, tulisan dan
bahkan media lainnya secara terus menerus ke seluruh warga sekolah.
Mindset secara kolektif tersebut
menjadi modal sosial (social capital) bagi pengembangan kultur akademik
di sekolah unggulan ke depan. Sekolah unggulan
membutuhkan lingkungan akademik yang handal dan tekad bersama. Inspirasi dan
semangat inilah yang harus dibangun dan dikembangkan untuk meningkatkan mutu
akademik dan institusinya.
2. Menciptakan
Inovasi secara Terus Menerus
Keunggulan sekolah sesungguhnya
terletak pada inovasinya. Inovasi merupakan usaha dan kerja nyata untuk mencari
dan membuat hal baru demi meraih kemajuan dan keunggulan bagi lembaga
pendidikan itu sendiri. Inovasi harus didasarkan pada kebutuhan idealita dan
realita agar sekolah itu terus maju dan berkembang.
Bentuk inovasi itu misalnya,
perbaikan atau penambahan sarana fisik, akademik, tenaga guru dan karyawan,
perekrutan siswa dan seluruh aspek yang ada. Inovasi lainnya misalnya
menciptakan kultur sekolah berbasis bilingual, mentradisikan upaya
ketaqwaan kepada Allah SWT, menggerakkan
pusat seni dan olah raga, dan seterusnya. Modal seperti inilah yang harus
dituangkan dalam visi dan orientasi sekolah unggul itu.
Melalui usaha demikian
dimaksudkan agar sekolah unggulan dapat menawarkan sesuatu yang baru, yang khas
dan memiliki keunikan yang diperhitungkan oleh banyak orang. Tugas ini membutuhkan
seorang pemimpin yang imajinatif dan didukung oleh warga sekolah yang dedikatif
dan istiqamah. Tanpa modal itu inovasi sulit diwujudkan dalam kerangka
operesional di lapangan.
3. Memanfaatkan
Teknologi Informasi
Menurut hemat penulis, untuk memajukan sekolah yang merata dan berkualitas
membutuhkan energi pikiran, tenaga dan usaha yang tiada henti. Sekolah unggulan
saatnya mengembangkan pembelajaran berbasis digital, selain yang sudah ada,
guna mengefektifkan program dan kegiatan pendidikan yang lebih maksimal.
Pendidikan sekolah unggulan jangan sampai tertinggal di bidang teknologi
informasinya. Dengan pemanfaat IT tersebut para siswa dapat belajar lebih
intensif, disamping melalui sistem reguler dan kurikuler. IT dimanfaatkan
sebagai sumber belajar yang mudah dan berjangkauan luas, tanpa hambatan waktu
dan tempat.
Jika sekolah
mampu melaksanakan program sekolah unggulan dengan maksimal, maka bisa
dipastikan sekolah akan mampu mengimbangi bahkan mengungguli kualitas
pendidikan umum yang ada.
Amiin.
Post a Comment
0Comments